Wayang
Kulit Ki Mantep Sudarsono—Lakon Rama Tambak
Dalam wayang kulit Ki Mantep
Sudarsono lakon Rama Tambak, menceritakan ada seorang Prabu yang bernama Prabu
Rama yang hendak ke Alengka untuk menyelamatkan Dewi Sinta dari tangan Rahwana
yang membawanya ke daratan Alengka. Saat itu ia dihadapkan pada berbagai macam
pilihan upaya penyelamatan Dewi Sinta menuju Alengka yang dibentangi samudra
yang luas dan dalam.
Saat
Rama sedang mencari upaya menuju Alengka itu, kemudian tampil Wibisana, adik Rahwana
yang berniat membantu Rama dengan membuat jembatan penyebrangan. Namun, niat
Wibisana tersebut ternyata tidak tulus, sebab ketika jembatan itu diuji
kekuatannya oleh Hanoman, dan akhirnya roboh.
Prabu
Rama lalu melakukan semedi, memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa. Namun,
petunjuk belum juga datang juga. Terbentur pada pikiran buntu, Rama hendak
menggunakan senjata pamungkasnya yaitu Guwowijaya.
Ketika
Guwowijaya hendak dilepas, mendadak hadir penguasa samudra, dewa laut Hyang
Baruna yang memberi nasehat agar senjata ampuh itu jangna dilepaskan dulu.
Akhirnya
Prabu Rama memutuskan untuk membangun tambak
(tanggul) guna mencapai Alengka. Dengan bantuan seluruh penghuni samudra
tersebut, jadilah tanggul tersebut dan Dewi Sinta pun selamat.
A.
Lakon
Lakon dalam wayang kulit Ki Mantep Sudarsono yaitu
Rama Tambak. Dalam lakon Rama Tambak ini
menjadi inspirasi mengatasi krisis ekonomi, Ki Mantep Sudarsono berpendapat
bahwa lakon tersebut sebagai gambaran adanya masalah krisis ekonomi yang ada di
Indonesia. Ia juga berpendapat, sebagai warisan seni budaya, wayang merupakan
sesuatu yang memiliki pesan moral dalam bentuk simbol dan perlambangan yang
sangat filosofis.
Diceritakan dalam lakon wayang tersebut bahwa Prabu Rama yang ingin menyelamatkan Dewi Sinta, saat itu ia dihadapkan beberapa macam alternatif. Hal ini apabila dibandingkan dengan masalah krisis ekonomi di Indonesia yang saat ini Pemerintah Indonesia sedang dihadapkan pada beberapa pilihan untuk keluar dari krisis ekonomi.
Terkait dengan hal itu, lakon tersebut juga diientikan dengan pemerintah yang hendak menyelamatkan bangsa dan negara dari hantaman krisis moneter saat ini.
Diceritakan dalam lakon wayang tersebut bahwa Prabu Rama yang ingin menyelamatkan Dewi Sinta, saat itu ia dihadapkan beberapa macam alternatif. Hal ini apabila dibandingkan dengan masalah krisis ekonomi di Indonesia yang saat ini Pemerintah Indonesia sedang dihadapkan pada beberapa pilihan untuk keluar dari krisis ekonomi.
Terkait dengan hal itu, lakon tersebut juga diientikan dengan pemerintah yang hendak menyelamatkan bangsa dan negara dari hantaman krisis moneter saat ini.
B. Tema Wayang Kulit Ki Mantep
Sudarsono—Lakon Rama Tambak
Tema dari wayang tersebut adalah perjuangan Prabu
Rama yang ingin menolong Dewi Sinta, dengan cara membuat jembatan penyebrangan
menuju Alengka.
C. Tokoh dalam Wayang Kulit Ki Mantep
Sudarsono—Lakon Rama Tambak
Tokoh yang terdapat dalam wayang kulit lakon Rama
Tambak ada Prabu Rama, Dewi Sinta, Wibisana, Prabu Dasamuka, Anoman.
Masing-masing tokoh memiliki karakter tersendiri,
misalnya Prabu Rama yang memiliki watak sabar, dan selalu berusaha, berbeda
dengan Wibisana yang memiliki watak tidak tulus saat menolong Prabu Rama.
D. Pelajaran yang dapat diambil dari
Wayang Kulit Ki Mantep Sudarsono—Lakon Rama Tambak
Pelajaran yang dapat diambil dari pagelaran wayang
tersebut adalah kita dapat mencontoh sifat dari Prabu Rama yang penolong,
sabar, dan selalu berusaha. Niatnya untuk menolong Dewi Sinta dihadapkan dengan
berbagai rintangan, tetapi ia tidak pernah menyerah dan terus berusaha.
Dalam lakon wayang kulit Ki Manteb Sudarsono
tersebut juga mengandung inspirasi untuk mengatasi masalah ekonomi yang terjadi
di negara Indonesia ini, sehingga kita dapat belajar dari cerita wayang kulit
lakon Rama Tambak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar